YunandraCenter. Prof. Amien Suyitno, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) menjelaskan strategi implementasi kurikulum cinta.

Kurikulum cinta atau KUNTA merupakan gagasan dari Menteri Agama, Prof. Dr. Nazaruddin Umar sebagai pendekatan inovatif untuk mengintegrasikan nilai moderasi ke dalam pembelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan. (Rakernas Pendidikan Islam 2025 (21/1/2025)

Baca:3 Fokus Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan Menurut Menteri Agama, Nazaruddin Umar

Strategi Implementasi Kurikulum Cinta Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amien Suyitno (sumber: www.kemenag.go.id)

Bersumber dari laman www.kemenag.go.id, Guru besar UIN Palembang menyebutkan beberapa strategi implementasi Kurikulum Cinta (KUNTA)

1. Bukan Mata Pelajaran Baru

Strategi implementasi pertama bahwa Kurikulum Cinta bukan sebagai mata pelajaran baru, melainkan akan terintegrasi ke dalam berbagai mata pelajaran yang sudah ada.

Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah menyiapkan buku panduan yang akan menjadi acuan bagi para pendidik dalam menyisipkan nilai-nilai cinta, toleransi, dan spiritualitas ke dalam pembelajaran.

2. Sesuai dengan Jenjang Pendidikan

Strategi implementasi kurikulum Cinta akan menyesuaikan dengan jenjang pendidikan. Misalnya, di tingkat Pendidikan Raudhatul Athfal (RA/PAUD), metode pembelajaran akan menggunakan permainan dan pembiasaan positif.

Sementara itu, di jenjang pendidikan lebih tinggi, pendekatan berbasis pengalaman dan refleksi akan menjadi fokus utama.

Kepala BMBPSDM tahun 2023 mengatakan “Kami sudah melakukan riset dan survei terkait kondisi keberagaman di Indonesia, dan memang masih ada tantangan yang perlu kita hadapi bersama. Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi landasan utama untuk memperbaiki kondisi ini,”

3. Perubahan Sikap Tujuan Kurikulum Cinta

Implementasi Kurikulum Cinta dapat membawa perubahan nyata dalam kehidupan sosial, baik dalam konteks keagamaan, hubungan kemanusiaan, maupun keberagaman bangsa.

Direktur GTK Madrasah Tahun 2021 menegaskan bahwa keberhasilan kurikulum ini tidak hanya aspek kognitif, tetapi juga dari perubahan sikap dan perilaku peserta didik.

“Kita tidak ingin agama hanya menjadi sesuatu yang normatif, tetapi harus bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari RA hingga perguruan tinggi, kita ingin membentuk individu yang ramah, humanis, nasionalis, dan peduli lingkungan,” tambahnya.

4. Instrumen Ketercapaian Kurikulum Cinta

Kementerian Agama akan melakukan pendampingan bagi para pendidik serta mempersiapkan instrumen evaluasi yang dapat mengukur keberhasilan Kurikulum Cinta secara berkelanjutan.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan pemangku kepentingan pendidikan, sangat dibutuhkan agar kurikulum ini dapat berjalan secara efektif dan berdampak luas.

Dengan implementasi Kurikulum Cinta dapat melahirkan generasi yang lebih toleran, inklusif, dan penuh kasih sayang—mewujudkan masyarakat yang harmonis dalam keberagaman.

Sumber: www.kemenag.go.id


Penerimaan Peserta Didik Baru Madrasah dan Sekolah Islam
Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren dan Boarding School
Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Islam Negeri dan Swasta
Ingin Meningkatkan Kompetensi
Secara Mandiri
,

Silahkan belajar
di madrasahyunandra.com
Buka